Dahsyatnya Mengakui Kesalahan
Seberapa sering kita mau mengakui kesalahan? Benarkah dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakuinya?
Mengakui kesalahan itu bukanlah hal yang rendah lho. Justru sebaliknya. Mengakui kesalahan adalah sikap sportif dan sangat terpuji yang patut kita miliki.
Kita semua tahu bahwa mengakui sebuah kesalahan itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi menjadi indah setelah kita melakukannya dengan penuh penyesalan.
Baca juga : Bagaimana Cara Mengatasi Ketakutan dan Kegelisahan
“Berita baiknya nih, mengakui kesalahan itu tidak hanya menyembuhkan luka dan kegelisahan di dalam dada, tetapi juga menumbuhkan kasih sayang serta kepedulian kita terhadap sesama.”
Dulu sewaktu di Aceh, Oxfam Great Britain, organisasi kemanusiaan dari Inggris, yang turut berpartisipasi dalam proses rekonstruksi setelah bencana tsunami di Aceh, mengindikasikan adanya korupsi di salah satu kantor proyeknya di Banda Aceh. Kondisi ini membuat Oxfam untuk memberhentikan sejenak programnya di kota Banda Aceh dalam rangka pemeriksaan sekaligus konsolidasi internal.
Baca juga : Inilah Leadership Wayne Rooney Yang Harus Kita Tiru
Dengan resmi, Oxfam mengumumkan secara terbuka, bahwa organisasi ini sedang menutup programnya sejenak karena adanya dugaan korupsi. Ini bukanlah pekerjaan mudah, khususnya bagi Oxfam secara organisasi maupun setiap karyawannya di proyek tersebut.
Mengakui kesalahan adalah pekerjaan yang berat. Khususnya bagi sebuah organisasi internasional sebesar Oxfam Great Britain. Bagaimana tidak? Suasana kerja menjadi tidak nyaman. Karena banyaknya tekanan baik dari internal maupun eksternal.
Tetapi disinilah letak kehebatan Oxfam, organisasi internasional yang sangat dikenal integritasnya. Di kondisi sulit pun Oxfam terus berusaha membangun komunikasi dan konsolidasi, baik dengan para karyawannya maupun pihak eksternal. Tujuannya adalah satu, menjalankan program secara akuntabilitas.
Bagaimana Cara Mengukur Kehebatan Kita?
Berita indahnya adalah, kondisi sulit ini justru membangun rasa kebersamaan, baik internal yaitu antara karyawan dan managemen, dan eksternal, antara Oxfam, masyarakat Aceh dan pihak terkait lainnya.
Tumbuh rasa bangga di dalam diri mereka. Termasuk saya pribadi tentunya, yang pernah mengabdi selama 2 tahun dengan Oxfam. Rasa bangga ini tetap mengakar di dalam dada.
Bangga bisa bekerja dengannya, bangga mendapatkan kesempatan untuk belajar dari sebuah kesalahan, dan yang pasti sangat mendapatkan kesempatan untuk turut memperbaiki kesalahan bersama tanpa saling menyalahkan.
Baca juga : Mengapa Budaya Peduli Perusahaan Sangat Penting?
Inilah hikmah mengakui kesalahan
Sebagai seorang pemimpin, kita harus berani mengakui kesalahan. Baik dengan anak buah, rekan kerja maupun atasan kita. Mengakui kesalahan sama sekali tidak membuat kita rendah. Apalagi menjatuhkan martabat kita. Tetapi sebaliknya.
Mengakui kesalahan membuat kita menyadari bahwa bagaimanapun kita adalah manusia biasa, yang pernah berbuat salah dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Membuat orang-orang di sekitar kita semakin menghargai kita, bahkan mensupport kita dengan luar biasa.
Yuk sekarang kita akui, kesalahan apa sajakah yang telah kita lakukan selama ini? Saatnya kita berbenah hati dan meningkatkan motivasi semangat kerja serta motivasi kinerja karyawan kita.
Semoga artikel motivasi kinerja karyawan ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi kehidupan untuk Anda.