BERITASATU.com – Puasa Ramadan kali ini merupakan momen yang pas untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Tantangan dan kesulitan tentu sering menghadang kita dalam kehidupan sehari – hari. Namun, sering kali kita justru terus menerus bergumul dengan kesulitan tersebut, sehingga kita sulit untuk menemukan kebahagiaan.

“Manusia masih suka menganggap kesulitan hidup sama dengan penderitaan, padahal sama sekali tidak seperti itu,” ujar Ainy Fauziah, motivator wanita peraih penghargaan SheCAN saat memberikan kuliah umumnya di Forum Agen BeritaSatu, Kamis (18/7).

Baca juga : Investor Daily – Ainy Fauziyah, Musik dan Keluarga Jadi Penyemangat Hidup

Ada tiga penyebab utama kegagalan, menurut Ainy, yaitu, tidak mau berubah menjadi lebih baik, tidak membuat rencana dalam hidup, dan ‘NATO’, alias No Action Talk Only.

“Sudah hidup berdiam di satu titik aja, malah cuma Omdo (omong doang) untuk bikin planning ke depan. Kapan majunya?” Ujar Ainy.

Maka dari itu, Ainy menjelaskan, seharusnya manusia bisa ‘berteman’ dengan kesulitan dan menjadikannya batu loncatan dalam hidup. Semua itu dilakukan agar mencapai sukses dan kebahagiaan.

“Cari tau apa sebenarnya tujuan hidup anda selama ini kemudian cari tahu hal yang membuat anda sulit untuk mencapai mimpi anda. Setelah itu, berjuang melawan segala kesulitan tersebut,” pungkasnya.

Sejumlah pengecer dan distributor kerap mengeluhkan kesulitan dalam mendistribusikan media cetak dagangannya.

“Sangat sulit untuk mencari loper tetap dengan upah yang memang seadanya,” ujar Susiana, pengecer daerah Menteng.

“Dengan kebijakan diskon 30% dari penerbit, upah minim begitu sering dicuekin sama pencari kerja,” kata Firman, salah satu pengecer, dalam Forum Agen Beritasatu di Jakarta.

Baca juga : Kompas.com – Mengawali Tahun dengan Berani dan Percaya Diri

Untuk mengatasi hal ini, Ainy menilai, awak media, khususnya media cetak harus berpikir lebih kreatif demi mempertahankan bisnis mereka.

“Ajak tukang ojek, misalnya. Bilang ke mereka daripada seharian cuma ngojek dan bengong, sekalian jadi loper untuk nambah uang juga,” ujar Ainy, wanita yang dulunya bekerja sebagai pegawai BUMN.

Perpindahan tren konsumer pengguna media cetak ke platform digital secara signifikan memang menjadi momok tersendiri yang bisa mengancam kelangsungan hidup koran dan majalah.

Namun, menurut Sachin Gopalan, CEO BeritaSatu, media cetak tetap masih memegang andil yang kuat dalam masyarakat.

“Media cetak mengalami penurunan yang sangat besar di Amerika dan Eropa, tapi tidak di Asia khususnya Indonesia,” kata Sachin, “Koran dan Majalah masih memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat.”

Sachin mengakui, keunggulan media cetak dibanding media online terletak pada keakurasian isi berita dan pembahasan yang lebih mendalam.

Untuk menyaingi kecepatan berita onlie, media cetak masih dirasa perlu untuk membuat alternatif konvergensi platform, seperti berlangganan koran online.

Ajeng Quamila

Please follow and like us:
Follow by Email
Twitter
Visit Us
YouTube
Instagram